Tuduhan rohis ialah teroris

Jumat, 12 Oktober 2012

Ribuan Pelajar Rohis gelar aksi tuntut Metro TV minta maaf atas stigma teroris



Ribuan pelajar Muslim yang tergabung dalam Rohani Islam se Jabodetabek menggelar aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Aksi itu merupakan bentuk protes atas pemberitaan di sejumlah media yang menyebutkan kegiatan ekstrakulikuler kerohanian Islam (rohis) di sekolah adalah sarang teroris dan menuntut Metro TV untuk meminta maaf.



"Kami di sini karena dilandasi rasa keprihatinan yang mendalam terhadap pemberitaan di media yang menyudutkan kegiatan rohis di tingkat sekolah, baik SMP dan SMA. Seolah-olah kegiatan kami berbau teroris, padahal itu tidak benar," kata koordinator aksi, Fauzan Hakim dikutip dari viva.co.id.

Menurutnya, beberapa berita media telah memberikan citra buruk terhadap kegiatan rohis, bahkan ketidakberimbangan dalam penyampaikan berita tersebut telah membentuk opini publik yang mengiring masyarakat untuk mewaspadai kegiatan rohis.

"Kami menyampaikan ajaran Islam dengan benar dan kegiatan rohis ini hanya ekstrakulikuler sekolah jadi tidak ada hubungannya dengan teroris," ujarnya
Dia berharap aksi ini dapat mengubah stigma masyarakat, sehingga kegiatan pelajar yang tergabung dalam ikatan rohis dapat kembali seperti semula.

"Setelah ada berita itu, kami jadi agak susah melakukan perekrutan anggota baru, tapi semoga ke depan kembali normal," ucap dia.

Aksi damai ini diikuti oleh 3000 siswa ikatan rohis se-Jabodetabek. Mereka memulai aksi pukul 06.30 dan berakhir pukul 9.00. Mereka juga melakukan long march dari Sarinah ke Bundaran HI. Sebelum memulai aksinya mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kegiatan itu tidak mengakibatkan kemacetan karena bertepatan dengan car free day.

Dalam aksinya mereka membawa sejumlah poster. Poster-poster itu antara lain bertuliskan 'I love Rohis' dan 'Smart = Sosial Media Aktivis Rohis Teladan' dan 'Rohis bukan Teroris'.
Seperti diberitakan, sebuah tayangan Metro TV yang menampilkan  pola rekruitmen terduga 'teroris' muda. Dalam tanyangan tersebut, sasaran rekruitment teroris muda dari siswa SMP dan SMA di sekolah umum.

Mereka yang masuk target rekruitmen adalah siswa yang masuk organisasi di masjid-masjid sekolah. Metro TV sendiri, menyebut tayangannya tersebut bersumber dari penelitian Bambang Pranowo dari UIN Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar